Bandung In 24 Hour : Menginap di Zona Merah

Apa sih yang membuat kamu rindu dengan kota Bandung? keindahan alamnya, wisatanya, suhunya, sejarahnya, atau si dia? ups. Tentu setiap tempat yang kita singgahi memiliki kesan dan kenangan tersendiri juga berbagai keunikan yang kita temukan. Begitu pula itu yang aku rasakan saat mengunjungi kota kembang ini. bukan sekedar dari keindahan alamnya, banyak hal menarik dan seru yang aku dapetin. Apa aja sih? yuk ikutin ceritaku sampai selesai yaa.

Jadi waktu itu aku dan partner kerjaku, namanya Ayu, tuuu kepingin traveling bareng. secara kita kerja, kerja, kerja tapi belum pernah ngetrip bareng. Nah pilihan destinasinya sebenernya Malang guys. Kami udah bikin planning mau kemana aja di Malang, searching sana sini mengenai transportasi ke destinasi2nya. Rencana yang udah tersusun rapi tu hancur seketika karena tiket kereta murah yang udah ludes padahal bookingnya 1 bulan sebelumnya. wajar sih karena tanggal yang kami pilih adalah tanggal merah. alhasil meluncur ke opsi dua yaitu Bandung. 

Dengan segala kesibukan yang ada hingga tiba saat hari akan berangkat tiket Bandung juga hampir kehabisan, belum lagi ATM yang eror. karena kami nggak dapet tiket sampe h-3 akhirnya kami merencanakan untuk pergi menggunakan bis saja, dan disaat seperti itu kami mendapat kabar bahwa hari minggu kami masuk untuk melaksanakan event di kantor, otomatis kami kita tidak bisa berangkat sabtu sore dan kamipun merancang ulang schedule keberangkatan minggu sore setelah acara. Ku coba cek tiket lagi, alhamdulillah  kami mendapat tiket kereta setelah aku iseng cek tiket di traveloka. 

Perjalanan  menuju stasiun Gambir cukup menegangkan karena keberangkatan jam 19.30 malam sedangkan kami masih di kantor sekitar setengah 6 sore. Untungnya sudah bawa barang ke kantor. Kami menggunakan ojek online untuk sampai stasiun tanjung barat, kemudian naik KRL, kami baru menyadari kalau salah naik kereta alhasil kami turun di stasiun Manggarai dan berganti kereta, itu cukup menyita waktu karena kami salah peron. Disitu kami lari-lariandemi mengejar kereta di peron 5, takut ketinggalan guys. Waktu semakin sempit dan KRL tidak berhenti di stasiun gambir alhasil kami turun di stasiun Gondangdia lalu naik ojek online ke stasiun Gambir. 

Di Stasiun Gambir kami segera tukar tiket, untungnya ada mas-mas yang membantu kami. And its the first time aku menjejaki stasiun Gambir, stasiun yang menurutku seperti di luar negri yaa. oke, setelah menukar tiket segera check in dan menunggu kereta sekitar 10 menit. ketika duduk di kursi kereta yang menurutku nyaman sekali sebagai kereta ekonomi. sangat berbeda dengan yang aku rasakan ketika naik kereta ekonomi ke Jawa Tengah. Wajar sih sebenarnya karena tiket ekonomi ke Bandung ini harganya lebih mahal, yaitu 85rb.

Suasana amat sepi saat tiba Sampai di Bandung, kami segera mencari mushola, ternyata mushola stasiun telah terkunci. Akhirnya memutuskan untuk sholat di masjid Darut Tauhid, tempat kami menginap. Segera ku pesan Mobil Online. Alhamdulillah Drivernya baik sekali, kami saling bercerita dan beliau juga memberitahu  kami bahwa ia tidak bisa menurunkan tepat di depan pesantren Darut Tauhid karena itu adalah Zona Merah. Setelah mendengar alasannya kamipun menyetujui. Sampai di depan gang kami turun dan kami berjalan kaki menuju masjid. Tak disangka gerbang masjid terkunci. Tak terfikir oleh kami mengenai jam buka-tutup masjid ini, kami hanya tahu bahwa kami bisa menginap di Masjid ini. Informasi yang kami dapat dari teteh dan aa yang sedang berada di luar masjid, masjid di buka sekitar jam 3. wah cukup lama juga. Alhamdulillah si teteh menawari kami untuk sholat di kosannya. berhubung di kosan teteh ini sedang ada 3 temannya yang menginap, usai sholat kami pamit pergi. Belum ada tujuan untuk menginap dimana, kami hanya berupaya menunggu jam buka masjid dengan mampir di warung kaki lima yang masih buka, pecel lele. dan ini pertama kalinya aku makan kol goreng. rasanya krenyes-krenyes gitu. hehe

Lama kami berada di warung pecel lele, si empunya mulai beres-beres sepertinya akan tutup, sedang waktu masih menunjukkan jam 2 malam. Akhirnya kami beranjak dari warung lalu melipir ke minimarket 24 jam buka, aku numpang pipis dan Ayu membeli beberapa cemilan, kami ngobrol di depan minimarket sampai terkantuk-kantuk. Kami merasa aman meski berada di luar, padahal tak jauh dari kami ada segerombolan laki-laki, kenapa ? karena Driver Mobil Online bilang kalau berada di Zona Merah In sha Allah kami aman, karena berada di kawasan terjaga. Setengah jam ngobrol kami memutuskan untuk kembali ke masjid siapa tahu sudah dibuka. benar saja. gemboknya sudah terbuka. kami segera sholat malam dan berisitirahat ditemani hawa dingin.

Saat Adzan subuh berkumandang kami bangun, mandi dan bergegas ikut shalat shubuh berjamaah. Setiap habis shubuh di masjid ini selalu ada ceramah pagi dari Ustadz Aa Gym. Sayangnya pagi ini Aa gym ceramah lewat phone call karena masih berada di luar kota.

Matahari belum muncul kami sudah pergi meninggalkan masjid Darut Tauhid. pengalaman yang tak terlupakan menginap di Zona Merah  kenapa di sebut Zona Merah? karena tempat ini adalah kawasan dimana Ojek Online tidahk boleh memasukinya. Maka dari itu pada sebagian ojek online disini menyebutnya Zona merah.ini.Wilayah yang memang terjaga. Agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan atau sebagainya.  perjalanan selanjutnya kemana?? yaps kita menuju Maribaya.

bagaimana perjalanan unik ke mariyaba dengan Backpackeran? ikutin terus ceritanya di chapter selanjutnya yaa....

Bersambung....


1 Juni 2017

Komentar