Bandung In 24 Hour : The Lodge Maribaya Seperti Konser Coldplay


The Lodge Maribaya Bandung saat itu lag hits baanget. Panorama hutan pinusnya itu lho keren. Nah beberapa bulan sebelumnya pernah berniat kesana tapi tidak kesampaian karena ma sha Allah perjalanan dari jam 6 pagi sampai jam 4 sore kami habiskan di mobil lantaran macet banget. Alhasil kami hanya sampai Cikole saja. Balik ke Laptop. Nah Destinasi yang lagi ngehits inilah jadi tujuan pertamaku dan Ayu ke Bandung.

Sesuai dengan rute yang telah kami buat, kami naik angkot dari depan gang pesantren Darut Tauhid atau Universitas UPI menuju Pasar Panorama Lembang, angkotnya warna krem -hitam (diinget yaa guys) biayanya sekitar Rp. 5.000. Kami berangkat masih pagi buta maka jalan masih kosong melompong, kesejukan pagi Bandung mulai terasa. Di Pasar Panorama Lembang naik angkot kuning lalu turun langsung di depan gerbang The Lodge Maribaya (menurut cerita yang aku baca di beberapa Travel Blogger). Mungkin karena masih amat pagi mobil kuning jarang terlihat. Kami berjalan melewati pasar tradional tsb yang tampak sedikit becek setelah beberapa kali bertanya dan ditunjuki dimana tempat si mobil kuning berada akhirnya kami menemukannya.

Perjalanan dengan si angkot kuning mulai menyenangkan. Kami disambut pohon-pohon tinggi menjulang dengan matahari yang mulai malu-malu terbit, kesejukan dari semilir angin yang dingin menyejukkan. Ma sha Allah nikmatnya. Mobil terhenti dan penumpang hanya kami berdua. Ia berhenti tepat di depan air terjun Maribaya. Sang supir mengantarkan kami hanya bisa sampai sini dan mobil sudah dicarter oleh bis yang telah parkir (FYI di carter untuk menuju The Lodge Maribaya). Kami sedikit kecewa, dipikir kami akan diantar sampai depan The Lodge Maribaya nyatanya tidak. Kenyataan memang kadang terasa pahit. Alternatif lain kami harus naik ojek, jika jalan kaki akan membutuhkan waktu yang lama karna masih lumayan jauh. Berhubung ojek online tak bisa sampai sini lantaran juga sinyal maju mundur, kamipun dengan berat hati naik ojek dengan biaya yang cukup mahal, alhamdulillah masih sedikit bisa ditawar.

Ternyata perjalanan mulai berliku-liku dan penuh tantangan, jalanan yang berkelok, menanjak, bebatuan dan rusak namun semua itu menyenangkan karena mampu melihat keindahan alam dari sisi jalan, kehijauan yang menenagkan hati serta kelucuan monyet-monyet yang berkeliaran sana sini. kek berada di hutan blantara. 


Sedikit kaget ketika sampai Gerbang The Lodge Maribaya sudah mulai dipadati mobil-mobil dan manusia. Pintu Gerbang masih terkunci rapat, para wisatawan sudah mulai menunggu di depan pintu Gerbang, segera aku dan Ayu ambil posisi terdepan meski jam buka masih 1 jam lagi. Jam buka The Lodge Maribaya Jam 08.00 tapi sekitar jam 07.00 sudah dipadati para wisatawan. Semakin lama wisatawan semakin bertambah dan memadati depan gerbang, beberapa anak2 digendong diatas pundak ayahnya agar tidak terhimpit. benar-benar seperti akan masuk ke konser Coldplay. ramai sekali dan antrian panjang sekali guys. 

Ketika Gerbang mulai dibuka wisatawan segera berlari masuk, tubuhku ikut arus manusia yang berlarian dan hampir saja terjatuh. Wisatawan mulai memadati loket pembayaran tiket masuk. karena aku yang sampai duluan di antrian loket maka aku yang membeli tiket, sedang ayu menunggu di pintu masuk. Untuk Tiket masuk sebesar Rp. 25.000 per orang. itu waktu aku kesana awal bulan Mei 2017 ya guys. kurang tau kalau sekarang. 

Saat masuk ke dalam area wisata The Lodge Maribaya, kami harus mengantri lagi di loket untuk mendapatkan tiket masuk wahana, adapun wahananya ada sky bike, sky wing, sky tree, Bamboo Sky,  selain itu juga ada penginapan semacan tempat camping namanya Glamping gitu keren banget. Itu waktu tahun lalu kalau sekarang sudah banyak wahana lainnya seperti Hot air Ballon, Gantole dan masih banyak lagi. Aku dan Ayu hanya pesan tiket wahana Sky Wing saja sebenarnya mau naik wahana lain namun ternyata lumayan merogoh kocek. Untuk naik Sky Wing pertiketnya seharga Rp. 15.000. 



Antrian di wahana Sky Wing tidak terlalu panjang seperti di sky bike. tampak sang fotografer membidik tiap wisatawan yang menaiki wahana. ya, di tiap-tiap wahana ada fotografernya. Wah keren banget yaa. kami berfoto diayunan dengan berbagai gaya. hanya sekita 5 menit kami menaiki wahana sky wing. Tapi kamu gak perlu kecewa, masih ada banyak spot untuk foto yang tidak perlu membeli tiket dengan view cantik hutan pinus. Namun karena sangat banyaknya wisatawan memadati tempat wisatawan untuk jalan saja susah nya minta ampun. Karena sangat padat sampai-sampai kami salah jalur untuk keluar malah ke pintu masuk alhasil kami putar balik melewati kerumunan banyak orang. 





Sebelum kami meninggalkan The Lodge Maribaya, kami ke loket pengambilan foto. Yaps jadi foto-foto yang difotokan oleh fotografer bisa kita ambil di gerai ini (saung yang terbuat dari bambu gitu) pengambilannya gak gratis lho. Untuk bluetooth 1 foto harganya Rp. 10.000. Kami diberikan sebuah tab gitu untuk pilih foto mana saja yang ingin di transfer. Semua hasil jepretan fotografer bagus semua tapi kami harus pilih. Sebenarnya bisa ambil semua tapi kami sedang berhemat maka hanya 3 foto yang kami pilih. saat memilah-milih kami sedikit iseng untuk memfotokan foto yang ada di tab eh tak taunya ketahuan. Setelah memilih segera petugasnya mengirim foto ke handphone kami melalui bluetooth. Puas sih karena fotonya bagus banget kek fotografer profesional gitu. 

Usai pembayaran kami bergegas pergi untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya... apa itu stay tune terus yaa....

1 Mei 2018 

Komentar